Halaman xx

12. Hindari Perasaan dan Pengaruh Kejiwaan Anda
Sebagai pentakwil, Anda harus menjauhi sikap memalingkan arahan takwil sesuai kaidah umum atau melewati batas-batas yang sudah ditentukan karena adanya perasaan suka atau cemas sebab hal ini akan menjerumuskan Anda pada dosa berbohong dan membutakan Anda pada jalan kebenaran, tapi hendaklah Anda diam saja apabila Anda tidak berkeinginan mengungkapkan takwil tersebut.
Bagi orang yang bermimpi, apabila Anda menyaksikan dalam mimpi hal-hal yang tidak Anda sukai, maka bacalah ayat Kursi, lalu meludahlah ke kiri dan bacalah:
Aku berlindung kepada Tuhannya Musa, Isa, dan Ibrahim yang wafa (memenuhi tugas dan janji) serta Muhammad al-Mushthafa (yang terpilih) dari keburukan mimpi yang aku saksikan yang akan membahayakan agama, dunia, dan kehidupanku. Dia (Allah) Mahamulia dan Mahabesar pujian-Nya, dan tidak ada Tuhan selain Dia.
13. Masa atau Waktu Bermimpi
Ketahui dan perhatikanlah masa-masa dan periode yang terdapat dalam zaman. Ketika pohon sedang berbuah, maka pada waktu itu takwil mimpi sangat kuat dan diharapkan namun terdapat sedikit keterlambatan. Apabila mimpi terjadi pada waktu buah sudah bisa dipetik dan dapat digunakan, maka mimpi pada waktu ini lebih kuat, tepat, benar, dan cepat realisasinya. Apabila pohon mulai bertunas atau berdaun, maka mimpi pada waktu ini lebih lemah dari di atas, sedangkan apabila dedaunan mulai berguguran dan buahnya juga tidak ada lagi, maka mimpi pada waktu ini hanyalah khayalan dan bayangan kosong saja, tapi mimpi banyak terjadi pada masa ini.
14. Jaga 'Aib Orang Lain
Apabila dalam takwil mimpi tersebut terdapat suatu aib atau perbuatan maksiat pada orang yang bermimpi, maka janganlah engkau utarakan aib tersebut karena ia akan benci apabila orang lain mengetahui hal tersebut jika ia tertimpa musibah aib tersebut dan dia tidak punya jalan keluar. Akan tetapi, utarakanlah hal itu secara kiasan sehingga ia dapat mengetahuinya kecuali apabila ia mempunyai jalan keluar dari aib tersebut atau tetap suka melakukan maksiat, dan apabila ia berkehendak melakukan maksiat tersebut, nasihatilah ia dan tutuplah aibnya sebagaimana yang diperintahkan Allah SWT.
Sembunyikanlah semua rahasia-rahasia dan aib kaum Muslim yang terdapat dalam mimpi mereka, janganlah Anda katakan pada orang lain kecuali pada orang yang bersangkutan saja (pemimpi), jangan Anda ceritakan pada orang lain dan jangan pula sebut namanya apabila Anda menyebut takwil tersebut karena dengan demikian Anda telah melakukan perbuatan ghibah (gunjing).
15. Hati-Hati dalam Mentakwil
Janganlah sampai fatwa takwil Anda keluarkan kecuali apabila Anda sudah menganalisa, memahami arahannya, jalan keluarnya, kadarnya, dan perbedaan tabiat yang disampaikan pada Anda karena jika tidak demikian berarti Anda akan memperlihatkan jalan setan bila terjadi kesalahan dalam hal penyampaian, dan dosa kerusakan itu akan menjadi tanggungan Anda. Sikap sembarangan juga membuat Anda memunculkan hal-hal yang meragukan, mencurigai, dan omong kosong. Akan tetapi, apabila Anda sudah membersihkan semua penyakit atau menghindarkan diri dari semua akibat buruk