Halaman 32

Adapun bagi kaum wanita, mimpi ini menandakan bahwa ia akan melahirkan seorang putra. Dan jika seseorang bermimpi mengerjakan shalat di mihrab untuk waktu yang lainnya, maka itu adalah pertanda baik bagi keturunan sesudahnya. Barangsiapa bermimpi kencing di atas mihrab setetes, dua tetes atau tiga tetets, maka setiap tetes itu menandakan lahirnya seorang putra yang baik dan kelak ia akan berkedudukan. Walaupun demikian, pada dasarnya mihrab melambangkan imam atau pemimpin.
Diriwayatkan bahwa seorang lelaki bermimpi seolah-olah ia membuang air kecil di atas mihrab. Kemudian ia bertanya kepada seorang ahli takwil mimpi dan beliau menjawab, "Akan lahir untukmu seorang putra yang akan menjadi pemimpin yang diikuti oleh manusia."
Adapun menara melambangkan seorang pria yang mengumpulkan manusia untuk berbuat baik. Sedangkan robohnya menara mesjid menandakan kematian orang tersebut dan itu juga menandakan bahwa orang tersebut tidak terkenal serta jama'ah mesjid tersebut akan bercerai-berai. Menara sebuah mesjid besar melambangkan kurir pengirim surat atau seorang lelaki yang me-nyeru manusia kepada agama Allah SWT. Jika seseorang bermimpi jatuh dari menara ke dalam sumur berarti kekuasaannya akan hilang, dan mimpi ini juga menandakan bahwa ia akan mengawini perempuan yang tidak sopan dan bermulut tajam sedang ia sudah memilki seorang isteri yang cantik dan shalehah.
Diriwayatkan bahwa seorang ahli bangunan bermimpi menaiki sebuah menara kayu yang tinggi dan ia mengumandangkan adzan di atasnya. Kemudian dia bertanya kepada seorang ahli takwil mimpi dan orang tersebut menakwilkan bahwa ia akan mendapatkan kekuasaan atas suatu daerah, kekuatan dan kemuliaan dalam menginfakkan hartanya. Tidak lama setelah itu, ia diangkat menjadi wali di Kota Balakh (Kota lama yang terletak di sebelah barat kota Mazari Syarif, Afghanistan).
Diriwayatkan bahwa seorang yang bernama al-Qa'qa' sedang dililit oleh hutangnya yang berjumlah seribu dirham, sehingga dia kelihatan sedih sekali. Lalu ia bermimpi melihat bapak-nya sedang bertasbih dan bertahlil kepada Allah di ujung sebuah menara. Kemudian bapaknya melihatnya lalu memanggilnya sehingga ia terbangun. Maka al-Qa'qa' bertanya kepada seorang ahli takwil mimpi dan ia menjawab, "Sesungguhnya menara itu manandakan keluhuran dan kemuliaan yang diperoleh bapakmu." Maka al-Qa'qa' bertanya lagi, 'Tetapi bapakku sudah wafat?" Lalu ia berkata, "Bukankah kamu adalah anaknya?" Al-Qa'qa' menjawab, "Benar." Pentakwil itu melanjutkan, "Barangkali kamu akan menjadi seorang 'alim atau pemimpin. Ada-pun tasbih menandakan bahwa kamu sedang berada dalam kesedihan dan kekhawatiran, kemudian Allah Azza wa Jalla akan menghapuskan-nya darimu, sebagaimana firman-Nya, '..., maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap, "Bahwa tidak ada Tuhan [yang berhak disembah] selain Engkau. Mahasuci Engkau, Sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim."" (QS. al-Anbiya': 87)