Halaman xxi

dalam hal penyampaian, lalu Anda menemukan perkataan yang bijaksana sesuai dengan hikmah, maka sampaikan secara benar.
Aku telah mendengar bahwa Ibnu Sirin telah melakukan hal ini dimana apabila ada orang yang bertanya padanya tentang takwil suatu mimpi, ia bermenung sambil berpikir tajam dalam beberapa saat, lalu bertanya pada penanya tentang keadaannya, dirinya, keahliannya, sukunya, kehidupannya, dan segala hal yang makruf dan majhul, beliau tidak mengabaikan semua hal dan faktor yang dapat dijadikan sebagai dalil dan alasan, tapi beliau tanya tentang semua hal itu.
16. Syarat-syarat Pentakwil
Untuk dapat lulus dalam ilmu takwil mimpi, ada tiga ilmu utama yang harus Anda ketahui, yaitu:
a. Ilmu dasar (al-ushul).
Anda harus menjaga ilmu dasar-kaidah umum-ini, arahan kesimpulannya, perbedaan-peibedaan yang terdapat padanya, dan kadar kuat dan lemah terhadap suatu kebaikan atau keburukan. Anda harus memahami timbangan takwil dan kaidah umum. Jika sebuah masalah mimpi sebagian takwilnya menunjukkan kebaikan, sedang bagian yang lain menunjukkan keburukan, timbanglah dua hal tersebut dengan kaidah umum menurut Anda sesuai dengan mana yang lebih dekat pada kaidah umum, lalu ambil yang terkuat.
b. Menyusun kaidah umum (ta'lifal-ushul).
Anda harus mengaitkan dan membangun antara berbagai kaidah dasar, lalu hasilkanlah tafsiran yang benar sesuai dengan inti kaidah umum takwil, lalu buanglah perkataan yang mengandung bayangan pribadi, kesedihan yang berasal dari setan, dan lainnya atau hal lainnya yang tidak termasuk dalam kategori mimpi yang benar.
c. Analisa (al-fahsh).
Anda harus meneliti secara mendalam serta betul-betul mengkonfirmasi masalah sehingga benar-benar mengetahui masalah yang sebenarnya berdasarkan ilmu selain kaidah umum (al-ushul), yaitu informasi tambahan dari perkataan orang yang bertanya (orang yang bermimpi), lalu menentukan tempat keluar dan letak kesimpulan. Ini merupakan salah satu bagian ilmu takwil yang paling utama sebagaimana yang dikatakan oleh para ahli takwil.
Tiga hal di atas merupakan takwil berdasarkan teori umum, namun jika hal demikian tidak Anda lakukan, maka mengikuti takwil para nabi, rasul, dan para ahli hikmah adalah lebih dekat pada kebenaran-insya Allah, dan hendaklah Anda menyadari hal ini.
17. Contoh Praktis Penggunaan Dalil Penguat
Untuk mengetahui contoh praktis dalam menimbang kesimpulan takwil yang paling kuat, simaklah metode takwil yang dilakukan Ibnu Sirin dibawah ini sebagaimana yang diketahui darinya:
Ibnu Sirin ditanya oleh seorang wanita yang berkata bahwa ia menyaksikan dalam mimpi seorang laki-laki yang terikat kedua kakinya (muqayyad) dan terbelenggu kedua tangan ke lehernya (maghlul lalu Ibnu Sirin menjawab, "Oleh karena ikatan (al-qaid) melambangkan keteguhan dalam beragama dan iman, dan belenggu (al-ghul) melambangkan pengkhianatan dan kekafiran, sedangkan seseorang tidak akan mungkin menjadi kafir dan Mukmin dalam satu waktu, maka ini adalah mimpi kosong." Lalu wanita itu kembali berkata, "Demi Allah, aku menyaksikan mimpi dalam keadaan mimpi yang sangat baik, dan saya menyaksikan belenggu di lehernya dalam tali kekang anjing (sajur)" begitu mendengar tambahan kata sajun Ibnu Sirin berkata, "Kalau begitu, saya dapat mentakwilkan mimpi