Halaman 87

Mimpi berjalan tanpa alas kaki adalah per-tanda kesusahan dan kesulitan hidup. Apabila seorang musafir bermimpi mempunyai kaki yang banyak, berarti perjalanannya akan di-mudahkan. Apabila ia dalam keadaan miskin maka ia akan diberi kekayaan. Namun bila ia seorang yang kaya raya, maka mimpinya itu menandakan bahwa ia akan jatuh sakit. Adapun mimpi melihat dua orang lelaki yang digambar kakinya dengan pewarna, menandakan kematian keluarganya. Dan jika yang melihat itu perempuan, maka berarti ia akan meninggal dunia karena penyakitnya.
Bila seseorang bermimpi mengangkat satu betisnya dan membentangkan betis yang lainnya, lalu kedua-keduanya saling berlipat berarti ajalnya sudah dekat dan ia akan ditimpa masalah sulit. Mimpi ini menandakan bahwa orang yang melihatnya banyak yang berdusta. Sedangkan jika seorang laki-laki bermimpi melihat betis seorang perempuan, maka itu menandakan perkawinannya. Jika seorang perempuan bermimpi memperlihatkan betisnya, itu menandakan kehidupan beragamanya yang baik dan ia akan memperoleh kebaikan dari apa yang sedang ia alami.
Adapun mata kaki, ia ditafsirkan anak yang suka berjudi. Dan dikatakan bahwa mata kaki yang pecah melambangkan kematian atau kedukaan. Sedangkan tumit yang pecah melambangkan pekerjaan yang akan mengakibatkan penyesalan. Dan bagian kaki dari mata kaki ke bawah melambangkan perhiasan dan harta seorang lelaki. Jarijarinya melambangkan para tetanggga dan pelayan muda laki-laki. Jika seseorang bermimpi melihat sebagian jari kakinya terbang ke langit, itu berarti sebagian tetangga atau pelayan laki-lakinya akan meninggal dunia. Dan bulu yang tumbuh padanya melambangkan hutang yang menundukkan orang yang melihat mimpi tersebut. Barangsiapa bermimpi melihat kedua telapak kakinya naik ke langit dan berpisah dari badannya, maka itu berarti kedua anaknya akan meninggal dunia. Dan siapa bermimpi melakukan zina dengan kakinya, berarti ia sering berjalan di belakang kaum perempuan dengan tingkah yang diharamkan agama.
Jika seorang yang kaya raya bermimpi mempunyai banyak kaki, itu berarti ia akan jatuh sakit, karena ketika itu ia akan membutuhkan banyak kaki untuk menggantikannya dalam mengurus usahanya. Namun mimpi tersebut bisa jadi menandakan bahwa ia akan mengalami kebutaan sehinggga membutuhkan orang lain untuk menuntunnya ketika berjalan. Adapun bagi seorang penjahat, mimpi ini menandakan bahwa ia akan tertangkap dan ditahan, sehingga ia mesti dikawal dan tidak boleh dibiarkan berjalan sendirian.
Diriwayatkan bahwa seorang lelaki bermimpi melihat kakinya berubah menjadi batu. Tidak lama kemudian kaki orang tersebut rusak dan mengering. Dan dikisahkan bahwa seorang lelaki bermimpi menghentakkan kakinya kepada seorang raja. Kemudian ketika sedang berjalan ia menemukan uang satu dinar yang pada bagian atasnya terdapat gambar wajah raja tersebut.
Diriwayatkan bahwa seorang lelaki datang kepada Ibnu Sirin dan berkata, "Aku bermimpi melihat banyak bulu di kedua betis seorang pria." Lalu Ibnu Sirin mentakwilkan bahwa ia akan ditimpa hutang dan meninggal dunia di dalam tahanan. Kemudian orang tersebut berujar, "Takwil mimpimu itu adalah untukmu." Dan orang tersebut menyuruh Ibnu Sirin agar menarik pendapatnya kembali. Namun tidak lama kemudian orang tersebut meninggal dunia di dalam tahanan dengan meninggalkan hutang sebnayak 40.000 dirham. Maka Ibnu Sirin membayarkan hutang orang tersebut sesudah kematiannya. Dikisahkan bahwa seseorang lelaki bermimpi seakan-akan kakinya bengkok. Lalu seorang pentakwil mengatakan kepadanya, "Sesungguhnya kamu akan menjadi pezina." Setelah itu, ia melakukan zina dengan seorang perempuan.
Pada suatu hari, seorang lelaki datang kepada Ibnu Sirin dan ia berkata, "Aku bermimpi seolah-olah jari-jariku berada di atas bara api. Ketika aku meletakkannya bara api tersebut padam, tetapi setelah mengangkatnya bara api itu pun kembali menyala seperti semula." Ibnu Sirin berkata, "(Kamu) ini adalah orang yang suka memperturutkan hawa nafsu." Lalu orang tersebut balik berkata, "Bukan, ia adalah orang yang kuat (dalam mengendalikan hawa nafsu), tetapi ia sering berbicara tentang Qadar." Maka beliau balik bertanya, "Lalu hal apa lagi yang lebih keras daripada Qadar.