Halaman 50

Barangsiapa bermimpi melihat hari kiamat telah tiba dan ia menyaksikan betapa mengerikannnya hari tersebut, lalu ia melihat keadaan mulai reda, tapi tidak lama kemudian situasipun kembali seperti semula, itu menandakan bahwa keadilan pada suatu negri akan diikuti oleh kezaliman suatu kaum yang tidak disangka-sangka akan berbuat demikian. Namun ada juga ahli takwil yang mentakwilkan bahwa mimpi itu menandakan bahwa si pemilik mimpi sibuk dengan perbuatan maksiat dan usaha yang sia-sia, serta ia suka menunda-nunda tobat dan berkeras hati untuk selalu berdusta. Allah SWT berfirman, ".... Sekiranya mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang mengerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta-pendusta belaka." (QS: al-An'am: 28)
Jika seseorang bermimpi seolah-olah ia telah dekat dengan penghitungan amal perbuatan, maka itu menandakan ia lalai dalam berbuat kebaikan dan berpaling dari kebenaran, sebagai-mana firman Allah SWT, "Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling [daripadanya]." (QS: al-Anbiya': 1)
Sedangkan jika seseorang bermimpi dihitung amalnya dengan penuh kemudahan, itu menandakan kasih sayang, keshalehannya dan baiknya kehidupan beragama isterinya. Sedangkan mimpi dihitung dengan perhitungan yang sulit menandakan banyak kerugian yang akan menimpa orang yang melihat mimpi tersebut. Allah berfirman, "Dan berapalah banyaknya (penduduk) negeri yang mendurhakai perintah Tuhan mereka dan rasul-rasul-Nya, maka Kami hisab penduduk negeri itu dengan hisab yang keras, dan Kami azab mereka dengan azab yang mengerikan." (QS. ath-Thalaq: 8)
Barangsiapa bermimpi seolah-olah Allah SWT akan menghitung atau menghisab diri-nya dan amal perbuatannya, kemudian amal perbuatannya itu diletakkan di atas timbangan, dan ternyata amal kebaikannya lebih berat daripada amal keburukannya, maka itu menandakan ia sedang dalam ketaatan kepada Allah sehingga ia pasti akan memperoleh ampunan besar di sisi Allah SWT. Adapun jika amal kejahatannya lebih berat daripada amal kebaikannya, maka itu menandakan bahwa kehidupan beragamanya sangat mengkhawatirkan. Sedangkan mimpi melihat seolah-olah timbangan amal perbuatan diletakkan di atas tangannya menandakan bahwa orang yang bermimpi itu berjalan pada jalan yang lurus. Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca [keadilan] supaya manusia dapat melaksanakan keadilan ..." (QS. al-Hadid: 25)
Jika seseorang bermimpi seolah-olah se-orang malaikat memberikan kitab (pahala perbuatan) kepadanya lalu dikatakan kepada-nya, "Bacalah!," itu adalah pertanda kebahagiaan bagi orang yang shaleh. Sedangkan jika ia bukan dari golongan orang-orang yang shaleh, maka keadaannya sungguh mengkhawatirkan. Allah SWT berfirman, "Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu." (QS. al-Isra': 14)
Adapun mimpi berada di atas titian Shirathul Mustaqim menandakan bahwa si pemilik mimpi istiqamah dalam beragama. Sedangkan jika seseorang bermimpi menghindar atau menyingkir dari titian Shirathul Mustaqim,, timbangan, dan kitab (amal) sedang ia dalam keadaan menangis berarti insya Allah ia masih dapat diharapkan untuk memperoleh kemudahan dalam segala urusan di akhirat nanti. Na 'udzu billahi min dzalik. Kami diberi tahu oleh Abu 'Amru ibn Ja'far ibn Mathar dari Muhammad ibn Ya'qub al-Karabisi dari Muhammad ibn Abu bakar al-Muqaddami dari al-Hakam ibn Zhahir dari Tsabit ibn Abdullah ibn Abu Bakrah dari bapaknya bahwa kakeknya berkata, "Barangsiapa bermimpi terbakar, itu berarti ia berada di neraka."
Jika seseorang bermimpi melihat malaikat memegang rambut yang tumbuh pada ubun-ubunnya dan melemparkannya ke dalam neraka; maka sesungguhnya mimpinya itu menandakan bahwa ia pasti akan mendapatkan kehinaan.