Halaman 37

Dikatakan bahwa barangsiapa bermimpi menyentuh Hajarul Aswad, maka ia akan mengikuti jejak pemimpin Kota Hijaz. Sedangkan jika sese-orang bermimpi mencabut Hajarul Aswad dari tempatnya dan menyimpannya sendiri berarti ia akan mengisolir dirinya sendiri dalam beragama dengan mengikuti bid'ah. Adapun jika seseorang bermimpi menemukan Hajarul Aswad setelah manusia kehilangannya lalu meletakkannya kembali ditempatnya, ini me-nandakan bahwa orang tersebut mengira bahwa hanya dirinyalah yang benar sedangkan orang lain semuanya sesat.
Jika seseorang bermimpi meminum air Zam-zam, maka ia akan mendapatkan kebaikan dan apa yang ia inginkan dari amal kebajikan. Sedangkan mimpi berada di dekat Maqam Ibrahim as (Yaitu sebuah tempat di depan Ka'bah padanya terdapat batu jejak kaki Nabi Ibrahim as-pen).
atau mimpi melakukan shalat di sana menandakan bahwa orang yang melihat mimpi ini senantiasa menegakkan dan menjaga syariat Islam serta ia akan dianugerahi ibadah haji dan keamanan.
Jika seseorang bermimpi berkhotbah pada musim haji padahal dia bukan seorang khatib, demikian pula dalam keluarganya tidak ada yang menjadi khatib, maka sesungguhnya tafsiran dari mimpi ini akan berbalik kepada orang yang se-nama atau serupa dengannya, atau itu menandakan musibah yang ia timbulkan, atau namanya akan disebut-sebut karena kebaikan dan keshaleh-annya. Jika seseorang bermimpi berkhotbah dengan baik dan orang-orang mendengarkan khotbahnya dengan penuh perhatian, kemu-dian ia melakukan shalat bersama mereka sampai selesai, maka itu menandakan bahwa ia akan menjadi gubernur atau penguasa yang di-taati. Tetapi jika ia tidak meneruskan khotbahnya dan shalatnya sampai selesai, maka itu
berarti bahwa ia akan diturunkan dari jabatannya sebelum menyelesaikannya. Jika seseorang bermimpi melihat orang yang bukan Muslim berkhotbah, maka itu menandakan bahwa orang tersebut akan masuk Islam atau meninggal dalam waktu dekat. Dan jika seorang wanita bermimpi menyampaikan khotbah dan nasihat yang baik, itu menandakan ia akan memperoleh ke-kuasaan atau menikah dengan seorang lelaki yang kuat. Tetapi jika yang disampaikannya bukan hikmah atau nasihat berarti pebuatannya yang tidak senonoh dan tidak semetinya dilakukan oleh kaum wanita akan tersingkap dan diketahui orang banyak.
Adapun mimbar, dalam tafsirannya melambangkan kerajaan Arab, kedudukan mulia dan jama'ah Islam. Oleh karena itu, barangsiapa bermimpi berdiri di atas mimbar sedang ia berkhotbah tentang amal kebajikan, maka ia akan mendapatkan derajat yang mulia dan kekuasaan sebagai sultan atau raja, itu jika ia memang seorang khatib atau penceramah. Sedangkan jika ia bukan seorang khatib atau penceramah, maka mimpinya itu menandakan bahwa ia akan terkenal karena keshalehannya. Kemudian, jika seseorang yang bukan penceramah bermimpi berdiri di atas mimbar, tetapi ia tidak berkata apa-apa atau berkhotbah dengan perkataan yang keji, itu menandakan bahwa ia akan disalib, karena mimbar di sini berarti tiang salib. Jika seorang sultan atau raja bermimpi berdiri di atas mimbar lalu mimbar tersebut pecah, atau ia dilemparkan atau diturunkan secara paksa darinya, maka itu menandakan bahwa ia akan diturunkan dari jabatannya dan kerajaannya akan berakhir karena kematian dan sebagainya. Namun, jika yang melihat mimpi tersebut tidak memiliki wilayah kekuasaan atau kerajaan, maka tafsiran mimpi tersebut terjadi pada orang yang senama dan serupa dengannya, dan bisa juga terjadi pada kerabatnya yang memiliki kekuasaan.