Halaman xvii

benar-benar ia dapatkan; bermimpi melaksanakan ibadah haji, lalu ternyata ibadah haji itu benar-benar dapat ia tunaikan; bermimpi melihat seorang perantau pulang kampung, lalu temyata perantau tersebut benar-benar ia saksikan pulang dalam jaga; bermimpi melihat bayi, lalu ternyata bayi benar-benar didapatkan oleh seorang ayah atau ibu; bermimpi melihat wanita, lalu ternyata wanita benar-benar menjadi isterinya.
Diriwayatkan bahwa pada suatu ketika Khalifah Umar ibn al-Khaththab mengutus seorang hakim ke negeri Syam, lalu hakim itu berangkat, namun dalam perjalanan ia segera pulang kembali ke Medinah, maka Umar bertanya, "Apa yang menyebabkan kamu kembali?" Ia menjawab, "Pada waktu tidur aku bermimpi seakan-akan matahari dan bulan saling berperang, sedangkan sebagian bintang berada pada pihak matahari, dan sebagian yang lain berada pada pihak bulan," Umar bertanya, "Umar berada pada pihak yang mana?" 'Tuan bersama dengan bulan," lalu Umar menjawab, "Pergilah kamu, dan janganlah kamu ikut bekerja dengan saya selamanya!" Lalu Umar membaca ayat, "Lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang. (QS. al-Isra': 12)
Kemudian pada saat terjadi Perang Shifin (37 H/657 M) antara Khalifah Ali bin Abi Thalib dengan Mu'awiyah ibn Abi Sufyan, Gubernur Syam, laki-laki tersebut terbunuh bersama pihak tentara Syam, dan saya mendapat khabar bahwa laki-laki itu bernama Jabir ibn Sa'id at-Tha'iy.
6. Contoh Takwil dengan Makna Kata
Ishaq ibn Ibrahim al-Maushili beikata: Ketika saya bersama Yazid ibn Mazid, lalu ia berkata, "Aku telah menyaksikan mimpi aneh," lalu ia mengundang seorang ahli takwil mimpi, dan ia menceritakan mimpinya, "Aku bermimpi mengambil seekor burung thaithawa (sandpiper-Ing)[Sejenis burung pantai berkaki panjang] untuk menyembelihnya, lalu aku coba menyembelihnya tiga kali dengan pisau, tapi pisau berbalik, dan aku berhasil menyembelihnya pada kali yang keempat," lalu ahli takwil berkata, "Kamu bermimpi baik, burung itu adalah seorang gadis yang kamu berusaha untuk mendapatkannya, tapi kamu gagal tiga kali, dan berhasil pada kali yang keempat," Yazid menjawab, "Kamu benar," lalu ahli takwil berkata, "Dalam mimpi itu juga terdapat sesuatu hal tambahan, yaitu bahwa gadis itu suka buang angin (kentut)," Yazid menjawab, "Benar, bagaimana kamu tahu hal ini?" "Karena ia adalah burung thaithawa."
7. Tidak Semua Takwil Mesti Dijawab
Ibnu Qutaibah ra berkata: Seorang ahli takwil wajib berhati-hati dalam mentakwil mimpi, ia tidak boleh berkata sembarangan, dan tidak segan-segan mengatakan "saya tidak tahu takwil mimpi Anda," sedangkan Ibnu Sirin, tokoh terkemuka dalam bidang ini, lebih banyak tidak menjawab daripada menjawab berbagai permintaan takwil mimpi yang diajukan padanya.
Al-Ashmu'i berkata: Abu Miqdam atau Qurrah ibn Khalid berkata, "Pada suatu waktu saya pernah hadir pada majelis Ibnu Sirin, saya menghitung bahwa setiap empat puluh pertanyaan takwil yang ditanyakan padanya, hanya satu saja yang ia jawab."
8. Ibnu Qutaibah tentang Teknik Menghadapi Masalah Takwil
Ibnu Qutaibah berkata:
Pahami benarlah perkataan pemilik mimpi yang bertanya pada Anda, dan berhati-hatilah, kemudian bahaslah ia sesuai dengan kaidah-kaidah umum takwil mimpi, maka jika Anda menemukan bahwa perkataannya itu benar dan saling mendukung dengan berbagai dalil penguat, maka takwilkan mimpi tersebut dengan terlebih dahulu berdoa kebenaran pada Allah SWT. Dan apabila mimpi tersebut