Halaman 3

Seolah-olah hari kiamat tiba ...

Di Kota 'Akka, Palestina, kami diberitahu oleh Abu Qasim al-Husain ibn Harun dari Abu Ya'qub Ishaq ibn Ibrahim al-Auza'i bahwa Abdurrahman ibn Washil Abu Zar'ah al-Hudhairi berkata: Dalam tidur aku bermimpi seolah-olah hari kiamat telah tiba dan aku bangkit dari kuburku. Kemudian aku didatangi seekor binatang tunggangan, maka aku pun menaikinya. Lalu aku dibawa naik ke langit dan ternyata di sana terdapat surga sehingga aku ingin sekali turun, tetapi sebuah suara mengatakan kepadaku, "Bukan ini tempatmu." Maka kami terus naik ke langit yang terletak di atas langit tersebut, dimana di setiap tingkatnya terdapat surga. Lalu aku sampai di tingkat yang tertinggi dan turun di sana. Kemudian aku bermaksud ingin duduk, tapi sebuah suara mengatakan kepadaku, "Kamu tidak akan duduk sebelum melihat Tuhanmu Azza wa Jalla" dan aku menjawab, "Tidak akan mungkin." Maka aku pun tetap berdiri sehingga mereka menuntunku sampai aku melihat Adam as yang ternyata duduk paling depan di hadapan Allah Tabaraka wa la'ala. Ketika Adam melihatku ia mendudukkanku di sebelah kanannya seperti duduknya orang yang sedang beristighatsah (memohon pertolongan). Aku berkata, "Ya Tuhan, Engkau telah menolong pemimpin itu (Adam as) dengan ampunan-Mu." Kemudian aku mendengar Allah SWT berfirman, "Berdirilah wahau Adam, sesungguhnya Kami telah mengampunimu."
Abu 'Ali al-Hasan ibn Muhammad az-Zubairi memberitahukan kepada kami dari Muhammad ibn al-Musayyab dari Abdullah ibn Hanif bahwa anak saudara perempuan Bisyr ibn Hartsi berkata: Seorang lelaki datang kepada Bisyr seraya berkata, "Apakah kamu Bisyr ibn Hartsi?" Dan ia menjawab, "Benar." Kemudian orang tersebut berkata, "Dalam tidurku aku bermimpi bahwa Allah Azza wa Jalla berfirman kepadaku, 'Temuilah Bisyr dan katakan kepadanya, "Meskipun bersujud kepada-Ku diatas bara api, niscaya kamu masih belum memenuhi semua kesyukuranmu kepada-Ku karena Aku telah menjadikanmu terkenal di antara manusia.""
Di Kota Mekah, Ahmad ibn Abu 'Imran ash-Shufi-semoga Allah meridhai jiwanya-memberitahukan kepada kami dari Abu Bakar ath-Tharsusi bahwa 'Utsman al-Ahwal berkata: Suatu malam Abu Sa'id tinggal bersamaku dan setelah lewat sepertiga malam dia berteriak memanggil-ku seraya berkata, "Wahai 'Utsman, bangunlah dan nyalakan lampunya!" Maka aku pun bangun dan menyalakannya. Setelah itu dia berkata kepadaku, "Celakalah kamu, saya bermimpi melihat hari kiamat dan seolah-olah saya sudah berada di akhirat sedang kiamat telah tiba. Kemudian saya dipanggil dan berdiri di hadapan Tuhanku dalam keadaan menggigil, dimana tidak sehelai rambut pun yang tidak bergetar. Lalu Allah berfirman, 'Kamukah yang telah mengisyaratkan kepada-Ku untuk mendengar syair tentang Salma dan But-sainah? Kalau bukan karena Aku mengetahui bahwa kamu benar dalam hal itu niscaya Aku akan mengazabmu dengan azab yang belum pernah aku lakukan terhadap seorang pun dari semesta alam."
Abu Sa'id berkata bahwa barangiapa yang dalam tidurnya bermimpi seolah-olah ia berdiri di hadapan Allah dan Allah melihat kepadanya; jika ia dari golongan orang-orang yang shaleh, maka mimpinya itu adalah rahmat. Namun jika ia bukan dari golongan orang-orang yang shaleh, maka hendaklah ia waspada dengan firman Allah tentang hari kiamat, "[Yaitu] hari [ketika] manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam." (QS. al-Muthaffifin: 6)
Jika seseorang bermimpi bermunajat kepada Allah berarti bahwa Allah telah memuliakannya dengan kedekatan dan menjadikannya di-cintai oleh manusia. Allah berfirman, "Dan Kami telah mendekatkannya kepada Kami di waktu dia munajat [kepada Kami]." (QS. Maryam: 52)
Demikian pula jika ia bermimpi bersujud di hadapan Allah, sebagaimana firman-Nya, "Sekalikali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan dekatkanlah [dirimu kepada Tuhan]." (QS. al-'Alaq: 19)