Halaman ix

Mengapa harus pada waktu pagi? Karena takwil mimpi adalah usaha melakukan qtyas (penarikan kesimpulan dengan satu penye bab atau motivasi kesimpulan), i'tibar, penyerupaan, zhan yang mempunyai landasan dan tidak mempunyai kesimpulan lain. Kadangkala dalam mimpi juga mengandung persangkaan yang tidak mempunyai i'tibar kecuali apabila terbukti atau terlihat tanda-tandanya. Proses takwil dapat dilakukan dengan memahami makna dan pencarian asal kata. Seorang pen takwil tidak boleb mengaitkan mimpi tersebut dengan hal-hal yang ia hadapi pada waktu jaga, dan tidak pula dengan berita-berita yang ia dengar, tennasuk dengan ramalan para ahli nujum (dukun).
c. Mimpi yang dapat dipercaya.
Nabi Mahananad saw tidak akan mampu diwakili oleh setan dalam mimpi, maka siapa saja yang melihat Rasulullah saw dalam mimpi, berarti ia benar-benar telah melihatnya saw. Semua perkataan bomoh dan paranormal dalam keadaan jaga adalah bohong, maka perkataan mereka dalam mimpi adalah joga bohong. Orang junub, pemabuk, dan para pemuda dan pemudi yang suka mengikut hawa nafsu kadangkala mimpi mereka benar meskipun mimpi mereka ditunggangi setan sepaunang waktu. Seseorang yang pendusta dalam keadaan jaga hampir semua mimpi mereka, sedangkan manusia yang paling jujur adalah orang paling benar mimpinya.
Seorang pentakwil hendaklah tidak mentakwilkan mimpi kecuali apabila mimpi tersebut ditakwil dengan kabargembira, peringatan, atau manfaat untuk kehidupan dunia dan akhirat. Sedaag semua hal selain itu hendaklah tidak ia utarakan agar tidak menjadi alat bayangan kosong yang datang dari setan.
d. Beberapa ketentuan pentakwil dalam mentakwil.
Seorang ahli takwil harus memperhatikan hal-hal berikut:
1) Menjadikan Al-Qur'an sebagai i'tibar.
Hal ini baik dari permisalan, kandungan, ataupun terhadap makna yang tegas dari Al-Qur'an itu sendiri. Sebagaimana firman Allah SWT, "Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali [agama] Allah." (QS. Ah" 'Imran: 103) Allah SWT berfirman tentang sifat wanita, "Seakan-akan mereka adalah telur [burung unta] yang tersimpan dengan baik." (QS. As-Shaffat: 49) Allah SWT berfirman tentang keadaan orang munafik:
Mereka adalah seakan-akan kayuyang tersandar." (QS. Al-Munafiqun: 4)
Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang muliajadi hina. (QS. An-Naml: 34)
Jika kamu [orang-orang musyrik] mencari keputusan, maka telah datang keputusan kepadamu (QS. Al-Anfal: 19)
Hoi orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dariprasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa danjanganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain danjanganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? (QS. Al-Hujurat: 12)
2) Mengetahui hikmah dan permisalan dari para nabi serta ahli hikmah.
3) Menjadikan khabar atau sunnah Nabi Muhammad saw dan permisalan takwilnya.